Ketika satpam bercerita
Pernahkah kita bertanya kepada
anak-anak tentang cita-citanya kelak ? kebanyakan dari mereka mungkin akan
menjawab polisi, dokter, guru, pilot ataupun pekerjaan-pekerjaan yang
menjanjikan lainya, Pekerjaan yang dianggap keren oleh kebanyakan anak kecil.
Apakah ada yang menjawab ingin menjadi satpam ? hampir atau bahkan tidak ada
sama sekali anak kecil yang bercita-cita menjadi seorang satpam. Tentu tidak
bermaksud menghina atau merendahkan profesi sebagai seorang satpam.
Begitu
juga yang dirasakan oleh Apan (24) seorang pria yang bekerja menjadi satpam di
UINSUSKA Riau sejak 1 tahun yang lalu. Ketika kanak-kanak dulu, menjadi satpam
mungkin tak pernah terlintas sedikitpun dalam diri Apan, wajar saja karena anak-anak
cenderung memilki prospek yang tinggi tentang masa depannya.
Dibalik
tubuhnya yang tinggi dan kekar, pria 24 tahun ini menceritakan bahwa menjadi
satpam adalah jalan yang tak pernah dibayangkannya dan bukan merupakan
keinginan yang seunguhnya. Tetapi jenjang pendidikan dan kesulitan mendapatkan
pekerjaan yang tidak mendukung, membuatnya ‘terpaksa’ melakoni profesi satpam. Wajar
saja, di zaman serba berkembang ini, orang-orang yang memiliki keterampilan dan
pendidikan di bawah standar seolah dipaksa untuk melakukan apapun asalkan mampu
memenuhi kebutuhan hidup. ini merupakan proses hidup berkepanjangan yang harus
dijalani Apan dan rekan seperjuanganya, “dari pada nganggur kan ? toh kita
melakukan yang halal-halal aja. Masih banyak pekerjaan orang yang jauh lebih
rendah dari kita. Daripada saya nyolong atau minta-minta, mending saya jadi
satpam” begitu katanya.
Satpam
selalu identik dengan penjagaan malam yang katanya bisa dilakukan siapa saja
asalkan memiliki bentuk tubuh yang tegap, keras dan berani. Padahal tidak semua
anggapan tersebut benar, Karena seorang satpam tidak cukup hanya bermodalkan
berani dan tegap saja.
Tugas
satpam jauh lebih sulit dari sekedar menjaga keamanan. Resiko yang dihadapinya
pun jauh lebih tinggi dari apa yang dibayangkan kebanyakan orang. Jangan salah-salah,
banyak berita diluaran sana yang menggambarkan resiko pekerjaan satpam. Seperti
satpam yang dikroyok maling-lah, satpam yang terbunuh oleh penjahat-lah, satpam
yang begini-lah, begitu-lah, semua ini menggambarkan bahwa tidak sembarangan
orang bisa menjadi satpam. Skill bela diri tertentu juga harus dikuasai demi
pekerjaan yang dilakukannya tidak berdampak terlalu besar kepada dirinya.
Begitu banyak tanggung jawab dan
tugas yang dijalani satpam, membuat kesulitannya semakin bertambah. Tidak hanya
menjaga keamanan, Apan mengungkapkan bahwa masalah motor bermotor kalangan
mahasiswa adalah tanggung jawab satpam yang paling sulit. Bagaimana tidak
bertambah sulit, satpam bahkan harus mendalami ilmu parker memarkir kendaraan
bermotor.Ditambah lagi kesadaran mahasiswa untuk memarkir kendaraan sesuai area
dan garis yang sudah ditentukan begitu rendah. Hal tersebut menambah daftar
panjang kesulitan seorang satpam. Area parker yang dikhususkan untuk dosen dan
pegawai kadang juga sering dipakai oleh mahasiswa karena kurangnya area parker untuk
kalangan mahasiswa. Hal tersebut menyebabkan kesulitan dalam menkontrol
keamanan area parker.
Saat ditanya apakah hanya kesulitan
dan duka yang dirasakan, Apan membantah. “ada kok sukanya, walaupun jauh lebih
sedikit yaa dari duka nya tapi boleh lah. Seperti saat gaji cair, itu kek
nikmat surga kali deek. Pas kita lagi susah-susahnya trus gaji turun,
subhanallah kali rasanya. Apalagi kalo ada bonus-bonusnya” candanya.
Satpam
atau yang biasa disebut dengan satuan pengamanan adalah suatu pekerjaan yang
sering diremehkan dan dipandang rendah oleh kebanyak orang. Mindset bahwa
satpam merupakan profesi untuk kalangan kelas bawah atau low level tak dapat
lepas begitu saja. Bahkan banyak yang beranggapan bahwa bekerja menjadi satpam
tidak memberikan dampak apapun untuk pekerjanya, mulai dari gaji yang rendah,
pandangan orang yang meremehkan sampai dalam beberapa kasus seorang satpam
tidak dianggap oleh kalangan masyarakat tertentu. Jika bisa memilih, tentu seorang
satpam ingin pekerjaan yang jauh lebih baik dari sekedar ‘satpam’.
“kami
juga membantu keamanan yaah dek, membantu menjaga lingkungan juga. yaa rasa
ingin dihargai itu tentu ada. Pastinya setiap manusia ingin dihargai. Tapi itu
kembali lagi ke diri orangnya masing-masing. Nggak mungkin kan kita maksain
orang mau menghargai kita. Toh kita hidup nggak dari tanggapan orang itu kok. Yang
menghargai yaa menghargai Alhamdulillah kami juga menghargainya, tapi yang ngak
menghargai yaa gimana, terserah mereka sih.” Ungkap Apan ketika ditanya
mengenai mindset satpam dikalangan masyarakat. Apan juga menuturkan bahwa tidak
semua masyarakat memandang rendah satpam, ada segelintir orang yang meremehkan
dan memandang sebelah mata, tapi banyak juga yang menghargai dan berterima
kasih atas kehadiran dan dedikasi satpam.
Memahami lebih jauh kehidupan satpam
dan kesulitan-kesulitan yang dirasakannya, mebuat kita sebagai penikmat jasanya
disadarkan akan pentingnya peran satpam dalam keamanan lingkungan kita. Ini membuktikan
kepada kita bahwa, seorang satpam tidak layak untuk diremehkan dan dipandang
sebelah mata. Satpam juga manusia, satpam juga ingin dihargai. Satpam. Hanya satpam. bukan siapa-siapa, tetapi satpam.
Sabar sama saya juga Satpam. Insya Alloh Berkah asal Kita iklash menjalankan nya. Amiin.
BalasHapus